Penat sama tugas individu kimia medisinal, malam ini ketambahan suasana kacau balau. Seharusnya nggak perlu ambil pusing dibawa ke hati. tapi, mereka yang mempermasalahkannya hingga akhirnya membuat pikiranku meledak terguncang seperti gempa. Haruskah kepura-puraanku ini terus menutupi wajah agar terlihat lebih rapi.
Hampir setiap teman dekat yang ada, pernah merasakan jengkel karna ku kerjain. Baru kemarin dua temanku sedang santai-santai dikamarnya, ku kerjain dengan sebungkus tahi boci (kucing) yang akhirnya tumpah di baju dan sprei kasur karna mereka terkejut dan heboh. Kemarinnya lagi aku mengejutkan temanku yang lainnya dengan menengok ke jendelanya dan dia terkaget kaget merinding. Dan hari ini baru berapa menit yang lalu, ini bukan termasuk ku kerjain, tapi rasanya akhirnya aku yang bersalah.
Satu temanku keluar dari grup chat 6 sekawan. Entah aku salah ketik di grup atau apa, sampe dia tiba-tiba keluar dari grup. Dan kali ini emang aku yang mikir panjang, kebanyakan mikir, dll. Semua mojokin dan duga aku penyebabnya. Padahal kata-kataku nggak pernah ada yang nyinyir/ nyindir/ nyakitin hati. Oh wolf, kenapa ada manusia sensitif tingkat dewa seperti itu. Baru aja di nasehati benet-bener, eh malah ngambek. Susah banget dipahami. Gimana nanti kalo berumah tangga kalo tingkat sensitif mu nggak berubah.
Tolong, kita berteman ga sehari, sebulan. Empat tahun kenal, dan rasanya rusak gara-gara keluar grup seperti itu. Kadang, mereka terlalu kaku dan nngak bisa di ajak bercanda.
Dan akhirnya dia yang ngerjain gue.
Dan akhirnya sampai kapanpun, tetep gue yang kejidut mikir paanjang terus.
Hampir setiap teman dekat yang ada, pernah merasakan jengkel karna ku kerjain. Baru kemarin dua temanku sedang santai-santai dikamarnya, ku kerjain dengan sebungkus tahi boci (kucing) yang akhirnya tumpah di baju dan sprei kasur karna mereka terkejut dan heboh. Kemarinnya lagi aku mengejutkan temanku yang lainnya dengan menengok ke jendelanya dan dia terkaget kaget merinding. Dan hari ini baru berapa menit yang lalu, ini bukan termasuk ku kerjain, tapi rasanya akhirnya aku yang bersalah.
Satu temanku keluar dari grup chat 6 sekawan. Entah aku salah ketik di grup atau apa, sampe dia tiba-tiba keluar dari grup. Dan kali ini emang aku yang mikir panjang, kebanyakan mikir, dll. Semua mojokin dan duga aku penyebabnya. Padahal kata-kataku nggak pernah ada yang nyinyir/ nyindir/ nyakitin hati. Oh wolf, kenapa ada manusia sensitif tingkat dewa seperti itu. Baru aja di nasehati benet-bener, eh malah ngambek. Susah banget dipahami. Gimana nanti kalo berumah tangga kalo tingkat sensitif mu nggak berubah.
Tolong, kita berteman ga sehari, sebulan. Empat tahun kenal, dan rasanya rusak gara-gara keluar grup seperti itu. Kadang, mereka terlalu kaku dan nngak bisa di ajak bercanda.
Dan akhirnya dia yang ngerjain gue.
Dan akhirnya sampai kapanpun, tetep gue yang kejidut mikir paanjang terus.
oh begjtu
BalasHapuswatdeddeeeee
Hapus