080118 di kamar kos ke 7 22.25-22.46
Seharusnya saya sudah tidur sebelum jam 10,
karna saya tau dan sadar tidur lebih dari jam 10 menyebabkan banyak penyakit
timbul dalam waktu dekat maupun tua nanti. Baru dua hari sejak pindah tempat
kos baru, dan tidur saya tak pernah nyenyak. Mungkin sebuah impian yang terlalu
sulit
digapai bisa tidur nyenyak dimana-mana, dengan hati damai dan tenang. Pikiran saya selalu bersenang-senang tanpa melihat kondisi saya seperti apa. Terkadang saya lelah menjalani kehidupan ini, sampai pernah terfikirkan untuk mengakhiri hidup lebih cepat agar saya dapat merasakan apa kedamaian yang ada dalam dunia lain lebih menyenangkan.
digapai bisa tidur nyenyak dimana-mana, dengan hati damai dan tenang. Pikiran saya selalu bersenang-senang tanpa melihat kondisi saya seperti apa. Terkadang saya lelah menjalani kehidupan ini, sampai pernah terfikirkan untuk mengakhiri hidup lebih cepat agar saya dapat merasakan apa kedamaian yang ada dalam dunia lain lebih menyenangkan.
Mungkin,
saya terlallu bodoh selalu memikirkan
segala hal dengan menekan otak dan hati saya, agar semua hal yang saya pikirkan
menjadi asupan lemak dalam tubuh sampai-sampai taka da lemak lagi tersisakan
untuk cadangan makanan. Saya tidak berharap berhenti memikirkan apa yang saya
cemaskan bahkan saya takutkan. Tidak ada jalan keluar dan saya harus rela
menyia-nyiakan sisa hidup saya. Atau mungkin ada jalan lain yang tak pernah
saya bayangkan dan harapkan sebelumnya.
Saya bukan ingin lari dari keadaan yang bukan
kehendak saya terjadi, saya juga tidak ingin menolak takdir yang seharusnya
berjalan dengan waktu. Saya ingin menjadi manusia normal yang sewajarnya. Tidak
muluk-muluk dan tidak ingin menyombongkan sesuatu. Bukankah dasar hidup adalah
melakukan hal baik dan menjauhi hal buruh. Atau mungkin pikiranku terlalu sesedarhana
itu dan akhirnya saya menjadi manusia dengan pemikiran dangkal dimata mereka. Atau
seharusnya saya tidak perlu memperdulikan omongan yang beredar. Perasaan saya
terlalu peka atau sok tahu, sehingga hidup saya tak pernah tenang, sepertinya.
Bahkan, sampai detik ini, saya menyesal sudah
mengenal ratusan orang yang mungkin saya belum melakukan hal baik terhadap
mereka. Atau lebih baik saya tidak mengenal siapa-siapa, agar nanti, kematian
saya sudah dekat, saya tidak perlu membuat sedih orang-orang yang sudah saya
kenal dan menyayangi saya juga. Agar seluruhnya hanya tau bahwa saya ada dan
tidak bermaksud buruk terhadap mereka.
Tidak ada yang saya takuti, cemasi, gelisahi,
bimbangi, curigai, jika saya punya sebuah naluri diri sendiri mengalir dan
tidak menjadi asam urat.
Komentar
Posting Komentar