Disini ada aku dan pikiranku.
Mereka ingin mengadu nasib dengan perkara keterpaksaan.
Melibatkan hitung menghitung dengan rumus.
Mereka yang membuat rumus aku yang suruh hitung.
Mereka yang membuat soal aku yang menjawab.
Karena kehendaknya memang begitu saling mengajarkan.
Tapi aku tak suka hitung.
Menghitung hal rumit dan jauh dari batas diriku ini.
Aku yang bicara. Pikiranku memaksa.
Bagaimana ini. Sungguh menyakitkan.
Aku hanya suka hitung bilangan nyata.
Ada dua ayam, tiga baju, satu hidungku yang mancung. Misalnya.
Apa yang ada hanya angan semu.
Aku sadar tak bisa melebihi jangkauanku.
Ya beginilah usahaku. Tak ingin terlalu rumit dab menyakiti pikiran.
(Day on)
Mereka ingin mengadu nasib dengan perkara keterpaksaan.
Melibatkan hitung menghitung dengan rumus.
Mereka yang membuat rumus aku yang suruh hitung.
Mereka yang membuat soal aku yang menjawab.
Karena kehendaknya memang begitu saling mengajarkan.
Tapi aku tak suka hitung.
Menghitung hal rumit dan jauh dari batas diriku ini.
Aku yang bicara. Pikiranku memaksa.
Bagaimana ini. Sungguh menyakitkan.
Aku hanya suka hitung bilangan nyata.
Ada dua ayam, tiga baju, satu hidungku yang mancung. Misalnya.
Apa yang ada hanya angan semu.
Aku sadar tak bisa melebihi jangkauanku.
Ya beginilah usahaku. Tak ingin terlalu rumit dab menyakiti pikiran.
(Day on)
Komentar
Posting Komentar